NEWS UPDATE :  

Berita

Kontak
Alamat :

Jl, Raya Tampingan-Boja, Ds. Tampingan Kec. Boja Kab. Kendal

Telepon :

0294571255 - no Telphon Perpustakaan 082225629898

Email :

smpduaboja@gmail.com

Website :

http://smpnegeri2boja.sch.id

Media Sosial
Selamat Datang Di Website Seroja, SMP Negeri 2 Boj
Simulasi Tingkatkan Belajar Speaking Siswa

Simulasi Tingkatkan Belajar Speaking Siswa

26 Jan 2021   2683

Oleh :
Sujiyah, S. Pd
Guru SMP Negeri 2 BojaKabupaten Kendal

Bahasa Inggris di era globalisasi saat ini sangat penting fungsinya sebagai alat komunikasi antar negara.  Karena semakin lama tidak adalagi  yang  dapat membatasihubungansetiap orang dari berbagai Negara untuk dapat berkomunikasi dengan orang - orang dari Negara lain. Karena itu sangatlah penting untuk membekali anak-anak didik kita supaya Mampu menguasai Bahasa Inggris dengan sebaik-baiknya. Terutama bila kita perhatikan bahwa semua jenis lowongan pekerjaan baik swasta ataupun negeri saat ini banyak yang mewajibkan pelamar kerja untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulis.  Salah satu pembelajaran yang sangat penting di tingkat sekolah menengah dalam Bahasa Inggris adalah Speaking Skill (Kemampuan Berbicara). Kemampuan ini harus dimiliki siswa sejak dini . Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Boja sangat mendukung kegiatan siswa untuk lebih aktif dalam berbicara baik dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam pembelajaran Guru memberikan kesempatan 10 menit di awal pembelajaran untuk siswa berbicara apa saja dengan menggunakan kalimat bahasa Inggris, tujuan dari kegiatan tersebut adalah sebagai bekal peserta didik kita dengan kemampuan yang relevan bagi kebutuhan mereka kelak. Dalam kurikulum KTSP, Permendiknas Nomor  22  Tahun  2006, bahasa  Inggris termasuk salah satu mata pelajaran yang  diujikan secara nasiona l pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, yang ikut menentukan kelulusan peserta didik. Hal ini tentu saja sebagai pendidik, guru harus jeli untuk dapat membekali peserta didik dengan kemampuan yang memadai sesuai dengan kurikulum. Salah satu diantaranya adalah kompetensi Berbicara ( Speaking ), merupakan salah satu kompetensi yang harus diajarkan pada peserta didik. Di dalam silabus pembelajaran bahasa Inggris SMP Kelas VII semester gasal mengamanatkan agar peserta didik mampu“ Mengungkapkan monolog pendek sederhana dengan ragam bagasa lisan, secara akurat, dan lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dalam teks berbentuk descriptive. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Kemampuan berbicara adalah keterampilan dalam mengungkapkan suatu pendapat, pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi dengan orang lain tentang bahasa Inggris. Menurut Soekamto (1992:71)
Hariyadi dan Zamzami (1996/1997:13) mengatakan berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Dari pengertian yang sudah disebutkan dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan suatu proses untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.
Padahal kenyatannya peserta didik kelas VII sering kali mengeluh tidak bisa dan kurang percaya diri bila guru memberi tugas untuk berbicara. Peserta didik yang sering diam dan tidak percaya diri saat diberi tugas menjawab pertanyaan. Yang berkaitan dengan teks bacaan secara lisan. Peserta didik juga tidak percaya diri jika diminta untuk berdialog ataupun berbicara didepan kelas. Para peserta didik kelas VII juga sering mengeluh secara langsung pada guru mata pelajaran Bahasa Inggris, mereka mengatakan jika takut salah dalam berbicara. Hal tersebut menjadikan mereka enggan dan kurang percaya diri bila harus berbicara dalam bahasa Inggris. Padahal di dunia kerja era globalisasi nantinya kemampuan berbicara bahasa Inggris secara lisan amat dibutuhkan, bahkan diharuskan. Karena itu menjadi jelas bahwa
Dalam pembelajaran bahasa Inggris penguasaan kompetensi Berbicara ( Speaking ) harus benar – benar dikuasai oleh peserta didik dengan baik untuk bekal mereka kelak. Sedangkan kenyataannya yang ada pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 2 Boja nilai hasil belajar untuk Standar Kompetensi ( SK ) Berbicara ( Speaking ) masih sangat rendah. Dari hasil belajar sebelumnya menunjukkan capaian kompetensi berbicara ( Speaking ) nilai rata – rata kelas hanya sekitar 12 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, dari kenyataan dan segala permasalahan yang dihadapi peserta didik tersebut.
Sebagai guru mata pelajaran bahasa Inggris, menemukan masalah berupa kesulitan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Inggris baik dalam proses belajar mengajar apalagi di luar lingkungan kelas. Setiap rangsangan yang diberikan guru berupa pertanyaan yang hasus dijawab atau penugasan untuk melakukan dialog tidak mendapatkan respon seperti yang diharapkan.
Dari pengamatan sebagai seorang guru, siswa tampak tidak punya keberanian untuk mengungkapkan pikirannya dalam bahasa Inggris. Sedangkan bila ada yang mencoba untuk berbicara dalam bahasa Inggris, mereka mengalami kesulitan mengungkapkannya dengan ungkapan yang dianggap benar. Oleh karena itu mereka selalu ragu untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Masalah ini sangat penting dan memerlukan penyelesaian yang tepat dan cepat Karena Nampak dari keadaan ini adalah tidak berjalannya kegiatan pembelajaran speaking di dalam kelas. Apalagi bila mengingat Kurikulum Berbasis Kompetensi ataudikenaldenganKurikulum 2004 yang mengisyaratkanbahwatujuanpengajaranbahasaInggrisditujukanpadapengembangankemampuanberkomunikasidalambahasaInggrisdenganmelaluiketrampilanmembaca, menyimak, berbicara dan menulis secara seimbang karena hal ini dibutuhkan dalam era globalisasi dan informasi abad 21.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya masalah di atas, diantaranya :
a). Rendahnya penguasaan siswa terhadap cara mengungkapkan pikiran dalam bahasa Inggris.
b). Minimnya sarana dan kesempatan/waktu bagi siswa untuk berbicara dalam bahas Inggris.
c) .Langkanya model/contoh ungkapan bahasa Inggris yang sangat mereka butuhkan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
d). Kurangnya minat siswa untuk berlatih karena minimnya rangsangan atau tantangan yang mengharuskan mereka menggunakan bahasa Inggris.
Faktor-faktor di atas sebenarnya telah disadari oleh guru sejak lama dan berbagai usaha telah dilakukan untuk megatasinya. Misalnya dengan menerapkan model pembelajaran simulasi yang sangat mirip dengan permainan peran, atau bias disebut dengan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya ( state of affairs ) atau proses. Dalam simulasi, siswa dapat membawa barang-barang ke kelas untuk menciptakan lingkungan yang realistis kemudian siswa diminta untuk menjelaskan barang yang di bawa tersebut dengan bahasa mereka sendiri di depan kelas. .Misalnya, jika seorang siswa ingin menjelaskan suatu benda maka mereka boleh membawa benda tersebut di kelas. Metode pembelajaran simulasi memiliki banyak keuntungan .Pertama, karena simulasi menghibur dan memotivasi siswa. Kedua, menurut Harmer (1984) menunjukkan, Simulasi meningkatkan kepercayaan diri siswa, karena dalam bermain peran dan simulasi kegiatan, mereka akan memiliki peran yang berbeda dan tidak perlu berbicara sendiri, yang berarti mereka tidak harus mengambil tanggung jawab yang sama.
Dari metode pembelajaran yang diterapkan tersebut, membawa dampak yang signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam hal berbicara. Siswa mampu  berbicara bahasa Inggris dengan bahasa mereka sendiri dan kepercayaan diri siswa meningkat. Semoga pemilihan penerapan metode tersebut akan menjadi metode yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kemampuan berbicara ( speaking skill).


(artikel ini telah dimuat di Jateng Pos, Senin 25 Januari 2021)

Leave a Comment