NEWS UPDATE :  

Berita

Kontak
Alamat :

Jl, Raya Tampingan-Boja, Ds. Tampingan Kec. Boja Kab. Kendal

Telepon :

0294571255 - no Telphon Perpustakaan 082225629898

Email :

smpduaboja@gmail.com

Website :

http://smpnegeri2boja.sch.id

Media Sosial
Selamat Datang Di Website Seroja, SMP Negeri 2 Boj
SAHABAT SEJATI TAK AKAN TERGANTI, CERPEN KARYA LATIFA KHOIRUNNISA

SAHABAT SEJATI TAK AKAN TERGANTI, CERPEN KARYA LATIFA KHOIRUNNISA

20 Nov 2023   13366

SAHABAT SEJATI TAK AKAN TERGANTI 


Suara jangkrik malam itu membuyarkan lamunanku. Malam ini aku yang sedang duduk santai diteras rumah teringat dengan sahabatku yang sudah lama tidak sekolah karena ada urusan keluarga. Namaku Aisyah aku berusia 12 tahun dan aku duduk dibangku SMP Kelas VII, sedangkan sahabatku bernama Dinda umurnya juga 12 tahun, Dinda duduk dibangku SMP Kelas VII juga. Kami sudah bersahabat dari umur 3 tahun sampai sekarang, kami selalu satu TK, satu SD, dan kali ini satu SMP. 

Setelah belajar malam ini aku memutuskan untuk tidur, padahal jam di dinding masih menunjukkan pukul 20.30 malam, karena hari ini suasana hatiku sedang tidak enak maka aku memutuskan untuk tidur lebih awal. “Aisyah, kamu kenapa tidur awal tidak seperti biasanya “ tanya Bundaku Ketika melihat diriku sudah berada diatas kasur. “Apa kamu sakit ? “ tanyanya lagi sambal meletakkan telapak tangannya kekeningku memastikan aku tidak sakit. 

“ Tidak Bundaku sayang, aku sedang tidak mood” jawabku menanggapi kekhawatiran Bundaku itu. “ Lalu kenapa ? “ tanyanya lagi dan lagi. “ Aku rindu Dinda rindu bermain bersama ”jelasku.” Sabarlah besok dia pasti berangakat, sudah ayo tidur agar kau tidak terlambat besok.” Paginya saat tiba di sekolah kulihat Dinda kucoba untuk melihat lebih teliti dan benar saja itu Dinda sahabatku. “Dinda!” teriakku sambil memanggil namanya. Dinda menoleh, itu benar-benar Dinda sahabatku. Kami berpelukan melepas rindu. “ Apa ini benar-benar kau?” tanyaku masih tidak percaya. “Ya, ini aku Aisyah ini aku Dinda” jawabnya sambil menahan air mata. Kenapa jadi seperti sinetron!? Aku menghapus air mataku dan air mata Dinda menyudahi semuanya, aku juga sadar dari tadi dijadikan pusat perhatian orang disekelilingku, karena tadi aku berteriak cukup keras. 

“ Kenapa kau sudah pulang bukankah seharusnya kau pulang dari rumah tantemu baru minggu depan? “ Tanyaku sambil mengingat perkataan Dinda di chat HP kala aku bertanya kapan akan sekolah lagi.” Memang harusnya minggu depan tapi tanteku menyuruhku keluarga pulang karena urusannya sudah selesai tinggal datanya dikumpulkan ke Kantor Capil terdekat. “ Jelas Dinda panjang lebar. “ Memangnya urusan apa?” Tanyaku lagi.” Pernikahan kakak sepupuku dan tanteku kurang mengerti cara mendaftarkannya ke negara,” jelasnya. Aku hanya mengaguk paham. 

Setelah pulang sekolah dan sampai rumah aku langsung ganti baju, makan, istirahat. Aku terbangun jam 15.30 dan memutuskan untuk Whatsapp dengan Dinda, karena bosan dan dirumah tidak ada siapa-siap. Ayah kerja dan baru pulang jam 19.00 malam dan ibuku pergi keluar karena ada urusan dan baru pulang jam 20.00, itupun tidak pasti. Jadwal mengaji hari ini libur karena ustadz yang mengajar sakit. Akhirnya kuraih HP ku dan mulai chat Dinda. 

Aisyah : “Assalamu’alaikum.” 
Dinda : “ Wa’alaikumsalam.” 
Aisyah : “Apa aku mengganggumu?” 
Dinda : “Tidak, ada apa Aisyah?” 
Aisyah : “Sebenarnya tidak ada apa-apa aku hanya bosan dan bingung mau melakukan apa, semuanya pergi.” 
Dinda : “ Oh begitu, bagaimana kalau kita membicarakan hal yang seru.” 
Aisyah : “ Hal yang seru?” Dinda : “Iya.” 
Aisyah : “Yang seperti apa?” 
Dinda : “Kau sudah baca grup Orang tua kelas VII A? Oh iya, aku lupa bunda sedang tidak ada di ruma. Apa bunda sudah memberi tahumu?” 
Aisyah : “Belum, memangnya ada apa tampaknya menarik.” 
Dinda : “Jadi, digrup orang tua itu pengumuman kalau 1 bulan lagi aka nada Study Tour dan destinasinya para murid yang usul, akan dipilih tiga destinasi yang menarik.” 
Aisyah : “Wah gila menarik dan seru banget tuh kayaknya.” 
Dinda : “Pastilah.” 
Aisyah : “Eh tidak terasa sudah jam 17.00 saja, cepat sekali ya.” 
Dinda : “Iya.” Aisyah : “Sudah dulu ya aku mau mandi dulu terus bersih-bersih rumah.” 
Dinda : “Aku juga mau mandi.” 

Kuletakkan HPku lalu beranjak kekamar mandi, setelah mandi kuputuskan untuk bersih-bersih mwnyapu, mengepel, membersihkan jendela, cuci piring, dan membuang sampah. Kutonton TV sambil menunggu Ayah pulang. Adzan maghrib berkumandang tepat saat jam menunjukkan pukul 18.00 pas, aku langsung mematikan TV, mengambil air wudhu dan mukena serta sajadah lalu pergi ke Mushola dekat rumah tak lupa juga kukunci rumah. Kalian pasti bertanya-tanya mengapa aku dan Dinda tidak bertemu atau mengapa aku tidak menyuruh Dinda untuk menemaniku? Jawabannya, karena sebenarnya rumahku dan rumahnya sangat jauh. Ya, kami memiliki rumah yang jaraknya berjauhan. Karena rumah tidak ada siapapun keputusanku untuk menetap di Mushola bersama anak yang sebaya denganku. Aku pulang pukul 19.15, Ayahku pun sudah pulang. Kuletakkan sajadah dan mukenaku lalu makan malam Bersama Ayah, karena Bunda belum pulang. Terlintas dibenakku tempat destinasi untuk Study Tour, kuraih HPku langsung ku chat Dinda. 

Aisyah : “Dinda kau sedang apa?” 
Dinda : “Menonton TV kenapa memangya?” 
Aisyah : “Apa sudah kau pikirkan destinasi untuk besok Study Tour?” 
Dinda : “Itu masih lama.” 
Aisyah : “Memang tapi…..” 
Dinda : “Baiklah bagaimana kalau Malang?” 
Aisyah : “Itu terlalu biasa, Bagaimana kalau Bali?” 
Dinda : “Tapi, di Malang banyak tempat wisata bagus yang tidak kalah jauh dari Bali. Lagipula, terlalu jauh”. 
Aisyah : “Tapi aku ingin ke Bali”. 
Dinda : “Kau jangan egois Aisyah, tidak semua ingin ke Bali.” 
Aisyah : “Kau pikir kau tidak egois!” 
Dinda : “Ya sudah, kalau kau ingin ke Bali, ke Bali saja sendiri!” 
Aisyah : “Bukan begitu maksudku”. 

Sebentar apa aku tidak bermimpi ap aini benar-benar kenyataan. Nomorku di blokir oleh Dinda, oleh sahabatku sendiri hanya karena hal sepele seperti ini, bahkan aku tidak berbicara banyak tapi lihat dia langsung marah bahkan sampai memblokir nomorku. Ini benar-benar seperti sinetron! Aku tidak bisa bayangkan besok di sekolah dia pasti akan ceramah tujuh turunan cuek padauk dan pasti dia tidak mengajakku bicara. Pagi itu saat aku tiba di sekolah tepatnya di kelas. Kulihat Dinda duduk dibangkunya, coba kusapa sahabatku itu. “Dinda”, sapaku sambil melambaikan tangan ramah dan kalian tahu apa reaksinya dia hanya diam bahkan memalingkan wajahnya benar-benar menyebalkan. Selama pelajaran dia hanya diam tak berbicara sepatah katapun. “Kau bisa bisa marah karena hal sepele seperti ini” kataku saat waktu istirahat. “Kau yang memulainya, aku sebal karena tidak seperti sebelumnya yang selalu satu frekuensi!” Ucap Dinda dengan nada tinggi. Kenapa harus nada tinggi? Sedangkan diriku berbicara, bertanya dengan nada normal. Hari demi hari kulalui dan kalian tidak perlu bertanya apakah aku dan Dinda sudah baikan? Karena sudah pasti jawabannya belum. Sejak tragedi tanya-bertanya dua minggu lalu kami tidak pernah berkomunikasi lagi. Saat dia mengutarakan alasannya marah padauk, dia langsung pergi tanpa pamitan pula. Duduknya juga pindah yang awalnya sebangku denganku sekarang duduk dibarisan kedua setelah barisanku dibelakang pula. Semarah itukah Dinda padaku. Aku hanya bisa berharap pada Allah SWT ada suatu keajaiban yang mebuatku akur lagi dengan Dinda. 

Mungkin Allah SWT mendengar doaku dan mengabulkannya, kepada aku bisa berbicara seperti ini? Karena pagi ini ada keajaiban yang membuat kami akur dan rukun kembali. Pagi ini, saat aku sampai dikelas aku merasa ada yang hilang bukan kursi, meja, papan tulis, ataupun kaca ya teman-teman. Yang hilang itu suasana dikelasnya, biasanya ramai sekarang sepi, tapi belum ada 3 detik aku bicara seperti itu teman-temanku datang dengan tawa ketika melihatku tawa Dinda seketika padam tak kuhiraukan ekspresi Dinda. Aku berjalan keluar kelas hendak kekantin membeli tissue. Saat sampai di kantin, kulihat kantin sudah ramai. Segera, kutuju kantin yang menjual keperluan siswa dan lagi-lagi kulihat Dinda dia mengikutiku? Keadaan kantin semakin ramai kakiku tersandung, hingga aku terjatuh dan ada yang menginjak kakiku semakin lama semakin pengap, hingga aku tak kuasa menahan diri, aku terkulai lemas ya aku pingsan. Tapi, samar-samar kudengar Pak Guru dan beberapa anak terlihat panik. 

Jam 08.00 aku tersandar dan ternyata aku terkulai lemas di UKS, dimeja terletak teh hangat, minyak kayu putih, dan roti. Kulihat Dinda ada bersamaku, dia tidak sadar aku sudah tersadar dari pingsanku barusan. “Dinda” panggilku lemah. “Aisyah…. Kau sudah sadar syukurlah” kata Dinda dengan senyum yang memperlihatkan lesung pipinya. “Kau tidak ikut pelajaran?” Tanyaku heran aku hanya membatin bukankah ini masih jam pelajran? “Oh, aku ijin kepada guru aku juga sudah diberi tugas oleh bu guru “Katanya tenan. “Aisyah maafkan aku yang selama ini cuek tidak peduli padamu, maafkan kesalahanku” katanya dengan nada memelas. Aku sedikit terkejut, kupikir dia tidak ingin memaafkanku. “Iya Dinda maafkan aku juga” kataku. 

“Aisyah kau tau tiga destinasi yang dipilih untuk Study Tour?” kata Dinda saat aku hendak keluar kelas. “Belum, memangnya apa saja?” tanyaku penasaran. “Kita akan Study Tour ke Malang, Bali, Jogja.” Jawab Dinda. “Beneran?” Tanyaku tak percaya. “Iya, beneran,” jawabnya dengan nada menyakinkan. “Yey!!” Sorak kami berdua bahagia. Itulah akhir pertengkaran kami yang sangat dramatis, pada akhirnya bisa bersatu kembali. Untuk kalian yang lagi bertengkar dengan sahabat kalian, aku yakin kalian bisa akur lagi aku juga doain semoga kalian cepat rukun, damai, dan akur ya. Salam toleransi.

Leave a Comment